Sejak saat itu, pemerintah memutuskan untuk tidak menggunakan bunker sebagai tempat berlindung saat erupsi karena risiko tinggi.
Pada letusan Merapi tahun 2010, Bunker Kaliadem tertimbun material Merapi setebal 4 meter.
Tiga tahun kemudian, bunker tersebut berhasil digali. Disebutkan warga kesulitan menggali karena tanda yang menjadi petunjuk keberadaan bunker tersebut ikut hilang bersamaan dengan erupsi.
Dibutuhkan waktu sekitar 2 hari untuk merekonstruksi jalan dan 54 jam untuk mengeruk material menggunakan alat berat. Jalan menuju bunker sendiri tertimbun material setebal 1,5 meter.
Sementara badan bunker bagian depan terkubur 4 meter dan bagian belakang setebal 1,5 meter.
Setelah berhasil ditemukan, warga dan pemerintah desa sepakat untuk mengelola bunker tersebut sebagai tempat wisata yang menyimpan jejak kedahsyatan erupsi Merapi. (Redaksi)