Tidak banyak yang diketahui tentang Liang, yang lulus dari Universitas Zhejiang dengan gelar di bidang teknik informasi elektronik dan ilmu komputer. Namun, ia kini menjadi sorotan internasional.
Ia adalah CEO dari sebuah hedge fund bernama High-Flyer, yang menggunakan AI untuk menganalisis data keuangan untuk membuat keputusan investasi, yang disebut dengan perdagangan kuantitatif. Pada 2019, High-Flyer menjadi dana lindung nilai kuantitatif pertama di China yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100 miliar yuan ($13 juta).
"Jika AS dapat mengembangkan sektor perdagangan kuantitatifnya, mengapa China tidak?" kata Liang dalam sebuah pidato yang ia sampaikan pada tahun itu.
Dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi tahun lalu, ia mengatakan bahwa sektor AI China tidak bisa selamanya menjadi "pengikut".
"Keterkejutan mereka berasal dari melihat sebuah perusahaan China bergabung dengan permainan mereka sebagai inovator, bukan hanya sebagai pengikut, yang biasa dilakukan oleh kebanyakan perusahaan China," ujar Liang ketika ditanya mengapa model DeepSeek mengejutkan banyak orang di Silicon Valley.
Dalam wawancaranya, Liang menekankan bahwa sektor AI China harus berhenti menjadi "pengikut" dan mulai berinovasi. Keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa China kini dapat bersaing secara langsung dengan perusahaan-perusahaan teknologi terbesar di dunia, termasuk yang berasal dari Silicon Valley.
(Redaksi)