IDENESIA.CO - Pakar geologi mengungkapkan bahwa baya utama dari megathrust adalah gempa besar dan tsunami raksasa, namun juga diserta ancaman-ancaman lain di Indonesia.
Megathrust merupakan pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi di zona subduksi, yakni titik di mana satu lempeng meluncur ke bawah lempeng lain, yang biasanya ada di lautan.
Namun begitu, menurut peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa ancaman megathrust bukan sekadar gempa dan tsunami raksasa.
"Gempa megathrust itu dia ada bahaya primernya, ada bahaya sekundernya," kata Rahma dalam sebuah diskusi daring yang tayang di kanal YouTube BRIN, Jumat (30/8).
Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, setidaknya sampai saat ini terdapat 13 megathrust yang mengepung Indonesia.
Namun, beberapa di antaranya mengalami pecah segmen, sehingga membentuk segmen yang baru, seperti Segmen Mentawai yang dibagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.
Ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen yaitu segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.
Rahma menambahkan dari bahaya primer ada dua jenis ancaman, yakni guncangan gempa permukaan dan permukaan yang retak. Namun, karena megathrust berasal dari dasar laut, gempa ini tidak akan berdampak bahaya pada permukaan yang retak atau surface rupture.
"Bahaya primernya itu guncangan gempanya. kalau megathrust dia ada di laut, dia enggak ada surface rupture. Surface rupture ini kita temukan di seismik darat, tapi kalau megathrust ini dia guncangan gempanya akan sangat besar," tutur Rahma.
Berikut adalah daftar ancaman bahaya dari megathrust:
1. Guncangan besar
Rahma menjelaskan gempa bumi biasa saja, apabila muncul dengan kekuatan magnitudo besar, dampak guncangannya bisa terasa sampai di lokasi yang jauh dari pusat gempa.
Oleh karena itu, gempa megathrust yang diprediksi bakal mencapai Magnitudo 8 hingga 9 itu getarannya akan berkali-kali lipat lebih kuat.