Secara singkat, berikut gambaran dosis vaksin booster kedua mengacu pada jenis vaksin booster pertama yang diterima.
- Jenis booster pertama menggunakan Sinovac, maka booster kedua menggunakan Astrazeneca atau Pfizer dengan setengah dosis atau 0,25 ml, atau Moderna, Sinopharm, Sinovac, Zifivax, Indovac, Inavac dosis penuh atau 0,5 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Astrazeneca, maka booster kedua menggunakan Moderna setengah dosis atau 0,25 ml, atau Pfizer sebanyak 0,15 ml, atau Astrazeneca sebanyak 0,5 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Pfizer, maka booster kedua menggunakan Pfizer dosis penuh atau 0,3 ml, Moderna separuh dosis atau 0,25 ml, atau Astrazeneca dosis penuh atau 0,25 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Moderna, maka booster kedua menggunakan Moderna setengah dosis atau 0,25 ml, atau Pfizer setengah dosis atau 0,15 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Janssen, maka booster kedua menggunakan Janssen dosis penuh atau 0,5 ml, atau Pfizer dosis penuh atau 0,3 ml, atau Moderna separuh dosis sebanyak 0,25 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Sinopharm, maka booster kedua menggunakan Sinopharm dosis penuh atau 0,5 ml, atau Zifivax dosis penuh sebanyak 0,5 ml.
- Jenis booster pertama menggunakan Covovax, maka booster kedua menggunakan Covovax dosis penuh sebanyak 0,5 ml.
Vaksinasi booster tahap kedua ini dapat diberikan pada penerimanya dengan jarak waktu enam bulan sejak vaksinasi booster pertama.
Masyarakat dapat mendatangi secara langsung fasilitas kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi Covid-19 yang telah bekerjasama dengan pemerintah secara resmi.
(Redaksi)