Perbedaan signifikan ini tentu saja mencerminkan ukuran dan sumber daya manusia yang lebih besar di Indonesia, yang mendukung kekuatan militernya.
Kekuatan angkatan laut Indonesia juga lebih unggul, sesuai dengan posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memerlukan kekuatan maritim yang besar.
Indonesia memiliki armada laut yang cukup kuat untuk melindungi wilayah perairannya yang luas, sedangkan Israel, meskipun memiliki angkatan laut yang modern, lebih berfokus pada pertahanan wilayah darat dan udara.
Namun, meski unggul dalam jumlah personel dan kekuatan laut, Indonesia masih tertinggal dalam beberapa aspek lain, terutama anggaran militer dan kekuatan angkatan udara. Indonesia memiliki anggaran militer sebesar USD 10,6 miliar atau sekitar Rp 172,3 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan anggaran militer Israel yang mencapai USD 30,5 miliar (sekitar Rp 495,77 triliun). Meski demikian, anggaran Indonesia tetap cukup signifikan untuk memperkuat modernisasi dan kesiapan militernya.
Dalam konteks anggaran, meskipun mengalami pemangkasan, anggaran Kementerian Pertahanan Indonesia dalam APBN 2025 yang semula ditetapkan sebesar Rp 166,26 triliun kini dipangkas menjadi Rp 139,27 triliun. Anggaran ini tetap menjadi salah satu pilar untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia di kancah internasional.
Pencapaian Indonesia dalam kekuatan militer ini menjadi bukti bahwa negara dengan jumlah penduduk yang besar dan strategis dapat membangun potensi militernya meskipun memiliki anggaran yang lebih terbatas dibandingkan negara-negara besar lainnya
(Redaksi)