Jumat, 22 November 2024

Kenali Gejala Syndrom Rett, Kelainan Saraf yang Mengganggu Motorik Bayi

Selasa, 9 Mei 2023 21:15

ILUSTRASI - Anak Perempuan terkena Syndrom Rett. / Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Sindrom Rett terjadi pada tiap 1 dari 15.000 kelahiran. Bayi dengan kondisi ini awalnya berkembang dengan normal, tetapi kemudian perkembangannya terhambat secara bertahap

Sindrom Rett merupakan kelainan saraf dan genetik langka yang berakibat pada perkembangan otak bayi. Gangguan ini menimbulkan hilangnya keterampilan motorik dan kemampuan bicara balita secara drastis.

Sindrom Rett sendiri lebih banyak menyerang anak perempuan.  

Sebagian besar bayi yang mengalami sindrom rett biasanya akan telihat tubuh dan berkembang secara normal selama 6 bulan pertama.

Namun setelah itu, mereka akan kehilangan kemampuan yang baru saja dimiliki seperti kemampuan merangkak, berjalan, berkomunikasi, dan menggunakan tangan. 

Seiring berkembangnya anak dengan sindrom rett mereka mengalami permasalahan saat penggunaan otot guna mengontrol gerakan, koordinasi tubuh hingga komunikasi.

Sindrom rett juga dapat menyebabkan kejang dan cacat intelektual. Memicu terjadinya gerakan tangan yang tidak biasa, menepuk atau menggosok tangan berulang-ulang, dan menggantikan penggunaan tangan yang lambat. 

Belum ditemukan obet untuk mengatasi sindrom rett, namun saat ini proses perawatan masih dipelajari dalam dunia medis.

Perawatan tersebut berfokus pada peningkatan gerakan, komunikasi, mengobati kejang dan memberikan perawatan dan dukungan pada anak - anak serta orang dewasa yang mengalami sindrom rett

Perjalanan penyakit sindrom Rett dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:

Tahap 1 (stagnation)

Tahap 1 ditandai dengan gejala kesulitan saat makan, muncul gerakan tungkai yang tidak normal dan berulang, terlambat bicara, kesulitan bergerak (misalnya ketika ingin duduk, merangkak, atau berjalan), serta kurang tertarik bermain.

Gejala tahap 1 terlihat saat anak berusia 6-18 bulan.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat