Minggu, 6 Oktober 2024

Legenda Asal Usul Gunung Kelud

Selasa, 27 Desember 2022 16:23

ILUSTRASI - Legenda Gunung Kelud. / Foto: Facebook

egenda Gunung Kelud, Pengkhianatan Cinta Sang Dewi Kilisuci

IDENESIA.CO - Legenda Gunung Kelud merupakan cerita rakyat dari Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.

Legenda Gunung Kelud merupakan cerita asal-usul gunung yang berasal dari mitos pengkhianatan.

Legenda ini terbentuk dari pengkhianatan Dewi Kilisuci, Dewi Kilisuci merupakan anak dari Jenggolo Manik, Dewi tersebut memiliki paras yang sangat cantik, banyak orang yang tertarik untuk meminangnya.

Diceritakan terdapat dua raja yang bernama Mahesa Suro dan Lembu Suro. Namun kedua raja itu memiliki kepala seperti binatang, Mahesa Suro yang berkepala Kerbau, dan Lembu Suro berkepala seperti Lembu.

Namun, Dewi Kilisuci tidak mau dengan kedua raja tersebut. Akhirnya, dirinya memberikan suatu tantangan yang sulit dikerjakan oleh manusia biasa.

Tantangan tersebut berisi bahwa Dewi Kilisuci meminta agara dibuatkan dia sumur diatas Gunung Kelud sebelum waktu fajar tiba, dan kedua sumur itu harus memiliki bau yang berbeda. Satu memiliki bau amis, dan satunya lagi memiliki bau wangi.

Kedua raja tersebut mampu mengerjakan tantangan tersebut dengan baik. Namun, Dewi Kilisuci tetap tidak mau dengan kedua raja tersebut.

Kemudian dirinya membuat satu tantangan lagi, yakni meminta agar Mahesa Suro dan Lembu Suro untuk membuktikan kalau kedua sumur tersebut benar-benar memiliki bau yang diinginkan oleh sang Dewi dengan masuk ke dalam sumur itu.

Mahesa Suro dan Lembu Suro menerima tantangan itu. Tetapi, itu hanyalah akal busuk dari Dewi Kilisuci untuk menyingkirkan kedua raja tersebut.

Mahesa Suro dan Lembu Suro sudah masuk ke dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci menyuruh para prajuritnya untuk menimbun sumur tersebut, dan membunuh Mahesa Suro dan Lembu Suro.

Kemudian Lembu Suro memberikan kutukan kepada Dewi Kilisuci, sebelum akhirnya dia meninggal. Kutukan yang dikatakan oleh Lembu Suro sebagai berikut :

Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, ya iku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung

Yang artinya Ya, Kediri besok akan mendapatkan balasanku. Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan menjadi daratan, Tulungagung akan menjadi Genangan air yang dalam.

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat