Hujan seakan tidak berhenti menguyur ibu kota provinsi Kaltim ini, hingga berbulan-bulan.
Akibatnya, Waduk Benanga tidak kuat menahan beban volume air yang begitu besar.
Pada 28 Juli 1998 bendungan jebol 20 meter. Luapan air langsung menuju kota.
Sedikitnya 4 korban jiwa jatuh, dan ratusan ribu warga Kota Tepian terdapak banjir.
Kini, banjir seakan sudah jadi kawan karib kala hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Samarinda.
Jauh sebelum banjir besar 1998, catatan sejarah Samarinda telah mengungkap potensi banjir yang menghantui Kota Tepian.