IDENESIA.CO -Kementerian Agama (Kemenag) diperkirakan segera mengumumkan hasil keputusan terkait pemberlakuan libur sekolah selama bulan Ramadan 2025. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengonfirmasi bahwa rapat terkait hal ini telah digelar dan hasilnya akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Saya konfirmasi, rapat sudah dilakukan kemarin, dan hasilnya akan kami umumkan segera," ujar Nasaruddin Umar di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Januari 2025.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, juga telah menyatakan bahwa pembahasan terkait wacana ini telah dilakukan secara lintas kementerian dan kesepakatan telah tercapai.
Saat ini, masyarakat hanya perlu menunggu surat edaran resmi dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Dalam Negeri.
"Sudah dibahas dengan lintas kementerian. Tunggu saja surat edaran bersama yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat," ujar Abdul Mu'ti di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.
Keputusan ini mencuat setelah Wakil Menteri Agama, Muhammad Syafi'i, mengungkapkan bahwa ada rencana untuk memberikan libur satu bulan penuh selama bulan Ramadan, yang pertama kali disampaikan pada akhir Desember 2024.
Namun, pernyataan tersebut menuai beragam tanggapan dari masyarakat.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) misalnya, menyatakan keberatannya terhadap rencana tersebut. FSGI menilai libur panjang selama satu bulan akan mengganggu pencapaian target kurikulum yang sudah ditetapkan. Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, menegaskan bahwa hal ini berpotensi menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk mengejar ketertinggalan materi pelajaran.
"Jika dilihat dari segi target kurikulum, libur satu bulan penuh selama Ramadan akan menjadi kendala besar dalam pencapaian pembelajaran," ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah pihak, seperti Muhammadiyah, menyambut positif usulan tersebut. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan bahwa pihaknya siap menyusun paket kegiatan pengganti untuk menggantikan proses belajar-mengajar formal.
Kegiatan tersebut akan fokus pada pembinaan akhlak dan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan di masjid atau sekolah.
"Muhammadiyah siap mendukung kebijakan ini dengan menyiapkan paket kegiatan yang mendidik karakter, termasuk di masjid atau sekolah, dengan pengawasan dari guru," ujarnya.
(Redaksi)