IDENESIA.CO - Otoritas Qatar mengungkapkan adanya "atmosfer positif" menjelang dimulainya tahap kedua perundingan untuk gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, dalam konferensi pers di Doha pada Selasa, menyatakan bahwa meskipun negosiasi belum dimulai, pihaknya berharap proses perundingan dapat segera dimulai.
Al-Ansari juga menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan untuk Gaza belum mencapai tingkat yang memadai dan mengingatkan bahwa bantuan tersebut tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar dalam proses gencatan senjata.
Pernyataan dari Qatar datang setelah Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengungkapkan bahwa tahap kedua dari gencatan senjata Gaza akan dimulai dalam minggu ini.
Saar menyatakan bahwa Israel akan menuntut "demiliterisasi penuh" Jalur Gaza dalam perundingan mendatang, menurut laporan dari The Jerusalem Post.
Sejak dimulainya tahap pertama gencatan senjata pada 19 Januari lalu, telah terjadi pertukaran tahanan antara kedua pihak, dengan lebih dari 1.100 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Gencatan senjata pertama ini juga menghentikan agresi militer Israel yang telah menewaskan hampir 48.300 warga Palestina di Gaza, sementara wilayah tersebut mengalami kerusakan besar.
Dalam perkembangan lain, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan pejabat tinggi pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait konflik di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina di wilayah tersebut.
(Redaksi)