Upaya negosiasi dengan Pak Muhaimin sempat menemui jalan buntu.
"Anggota kami sudah mencoba bernegosiasi, bahkan alat berat sudah siap, tapi tetapi tidak diizinkan," kata Andi Harun. Ia kemudian meminta Bu Hasanah untuk mengukur apakah swalayan milik Pak Muhaimin melanggar aturan.
"Sampai saya ditelepon, 'Pak Wali, kami sudah di lapangan tapi tidak bisa bekerja.' Saya bilang, 'Tunggu saya'," cerita Andi Harun. Ia kemudian turun langsung ke lokasi dan memerintahkan untuk segera menggali sungai buatan.
"Saya telepon Pak Muhaimin, 'Kalau tidak mau bantu pemerintah, saya minta maaf, saya harus bongkar swalayan Anda'," tegasnya. Akhirnya, Pak Muhaimin menyerah.
"Sebenarnya kami hanya ingin mendengar langsung dari Pak Wali, bukan dari camat atau lurah," ujar Pak Muhaimin saat ditelepon Andi Harun. Setelah mendapat izin, pekerjaan pun segera dilanjutkan.
Andi Harun menekankan bahwa dirinya sangat menghormati hak-hak warga, namun demi kepentingan orang banyak, ia akan terus berjalan tanpa beban.
"Insya Allah, saya akan terus berjuang untuk kepentingan masyarakat," tutup.
(Redaksi)