Pendiri Rumah Filsafat Reza A. A. Wattimena mencoba menerjemahkan pemikiran Filsuf Prancis Jacques Derrida perihal Dekontruksi.
Dalam artikel Reza, Derrida mengatakan kebenaran selalu terkait dengan proses dekonstruksi. Kebenaran bukanlah sesuatu yang mutlak dan tetap, melainkan bergerak sejalan dengan perubahan itu sendiri.
Dekonstruksi yang ditawarkan Derrida hendak mengkritik tradisi logosentrisme yang menekankan kepastian keberadaan dari simbol dan bahasa yang digunakan dalam kerangka berpikir.
Derrida berpendapat bahwa logosentrisme itu salah kaprah. Simbol dan bahasa adalah suatu sistem mandiri yang terbangun dalam pikiran komunikasi.
Dekonstruksi adalah metode yang digunakan Derrida untuk menekankan bahwa bahasa dan simbol tidak pernah bisa mewakili kenyataan yang ada. Keduanya bersifat ambigu dan tidak pasti.
Begitu pula dengan standar kecantikan yang mesti didekontruksi ulang sebagai pemahaman yang ambigu dan tidak pasti sebagai definisi tetap. Cantik adalah simbol semata dan mitos kecantikan merupakan penentu perilaku bukan penampilan.
Meskipun kelas Women Model masih dalam status eksibisi, PON telah membuka pintu bagi perempuan untuk mengatasi batas-batas-batas yang telah ada.