Solusi247 menyampaikan kepada BRIN untuk bersama mengajukan sebuah riset yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan untuk kebutuhan yang siap dikomersialkan dengan target dua tahun. “Alhamdulillah, tahun ini kita mendapatkan hasilnya. Kita mengharapkan hasilnya terus dikembangkan dan siap diterapkan di seluruh rumah sakit,” kata Asril.
Kepala Pusat Layanan Teknologi (Pusyantek) BRIN Yenni Bakhtiar mengatakan, SPWPM dapat digunakan dan diintegrasikan bersama aplikasi rekam medis lainnya yang ada di rumah sakit. Misalnya, aplikasi MEDIS247 yang dikembangkan oleh Solusi247.
Arsitektur SPWPM terdiri atas tiga komponen penting middleware, backend, dan pendukung dalam bentuk kontainer-kontainer yang dikelola dan diorkestrasikan dalam sebuah platform awan docker swarm. Prototipe SPWPM telah dilakukan uji lapang bekerja sama dengan RS Harapan Kita.
Dari uji lapang ini telah diperoleh hasil Word Error Rate (WER) rata-rata 4 persen. Hasil uji lapang ini telah memenuhi target Word Error Rate (WER) rata-rata di bawah 5 persen. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sistem telah memenuhi tingkat kesiapan teknologi level 7 (TKT-7) dan bisa dimanfaatkan oleh mitra pengguna.
Asril berharap teknologi ini terus disempurnakan termasuk membangun pusat data medis. “Kita pemilik bahasa Indonesia. Kalau kita kumpulkan seluruh ucapan medis yang bisa diujarkan oleh seluruh dokter atau tenaga medis kita, itu karakteristiknya punya kita,” tegas Asril.
(Redaksi)