Ia menjelaskan, dari tahun 2020 sampai dengan 2024 persentase penduduk miskin di Aceh berfluktuasi. Pada awal 2020, wabah covid-19 melanda Indonesia dan menyebabkan terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Dampak dari wabah tersebut mulai terasa di Aceh pada April 2020. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan persentase penduduk miskin di Aceh
yang terus meningkat dari Maret 2020 hingga September 2021.
Namun, pada Maret 2021 persentase penduduk miskin di Aceh sempat turun dari 15,43 persen pada September 2020 menjadi 15,33 persen pada Maret 2021.
Dalam lima tahun terakhir, persentase penduduk miskin di Aceh paling tinggi pada September 2021, yaitu sebesar 15,53 persen. Pada Maret 2022, persentase penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 14,64 persen.
Kondisi September 2022, persentase penduduk miskin kembali mengalami kenaikan menjadi 14,75 persen dan pada Maret 2023 persentase penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 14,45 persen.
Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di Aceh kembali mengalami penurunan dibanding Maret 2023, sebesar 14,23 persen.
Jika kita lihat dari segi jumlah, penduduk miskin di Aceh juga sedikit berfluktuasi. Pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin di Aceh berjumlah 814,91 ribu orang. Kemudian terjadi
peningkatan jumlah penduduk miskin menjadi 833,91 ribu orang pada September 2020.
Jumlah ini sedikit mengalami kenaikan menjadi 834,24 ribu orang pada Maret 2021. Penambahan jumlah penduduk tersebut lebih cepat dibandingkan dengan penurunan kemiskinan.
Hal ini menyebabkan penurunan persentase kemiskinan tidak sejalan dengan penurunan jumlah penduduk miskin. Kenaikan jumlah penduduk miskin juga terjadi pada September 2021 (menjadi 850,26 ribu orang). Pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 806,82 ribu orang.