Program Pangan Dunia (WFP) memotong jatah makanan pengungsi di awal 2023, meninggalkan Rohingya dengan sumber daya yang sangat terbatas.
Warga Rohingya dilaporkan hanya mendapat jatah makanan sebesar 8 dolar atau setara dengan Rp124.000 untuk satu orang dalam kurun waktu satu bulan. Hal ini akhirnya menyulitkan mereka untuk bertahan di negara asalnya sendiri.
Keterbatasan Akses Pekerjaan dan Pendidikan
Di Bangladesh, Rohingya mengalami pembatasan dalam mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang layak. Alasannya, pihak pemerintah di sana tidak ingin mereka masuk dalam kehidupan masyarakat umum. Bahkan etnis Rohingya dilarang untuk mempelajari bahasa Bengali, bahasa asli penduduk Bangladesh.
Kekerasan Militer di Myanmar
Aksi brutal militer Myanmar terhadap Rohingya, termasuk penghancuran desa dan pembunuhan massal, telah dilaporkan oleh PBB sebagai bentuk genosida.
(Redaksi)