Era kegaharan Mahapatih Gajah Mada, istilah Nusantara digunakan dalam konteks politis.
Kawasan Nusantara terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau yang terdapat di antara benua Asia dan Australia, bahkan termasuk Semenanjung Malaya.
Nusantara tercatat kala Gajah Mada memekikan Sumpah Palapa yang menggetarkan bumi, kala itu.
Sumpah Palapa diucapkan saat upacara pengangkatan Gajah Mada menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.
Sumpah Palapa berbunyi:
"Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa", yang artinya: "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa".
Kata "Nusantara" juga disebutkan dalam Kitab Negarakretagama yang ditulis Empu Prapañca, pada tahun 1365.
Kitab Negarakretagama mungkin bisa jadi adalah kakawin Jawa Kuno yang paling termasyhur.
Dalam kitab karya Empu Prapanca itu Nusantara adalah wilayah yang masa sekarang mencakup Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat.
Nusantara juga mencaplok wilayah negara tetangga seperi wilayah Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagian kecil Filipina bagian
Jelas sekali penyematan kata Nusantara di era Majapahit kerap dianggap bernilai politis. Penyematan bagi daerah yang tunduk dibawah bendera imperium Majapahit.
Konsep kenegaraan Jawa pada abad ke-13 hingga abad 15, seorang raja dianggap seorang dewa atau "Raja-Dewa".
Raja dianggap penjelmaan dewa, sehingga bijak dalam memerintah kerajaan.
Kerajaan Majapahit membagi tiga wilayah bagian kerajaannya:
Negara Agung merupakan daerah sekeliling ibu kota kerajaan tempat raja memerintah.
Mancanegara adalah daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan".
Dilihat dari sudut pandang ini, Madura dan Bi adalah daerah Mancanegara. Lampung dan juga Palembang juga dianggap daerah Mancanegara.
"Nusantara" berarti pulau lain (di luar Jawa) adalah daerah di luar pengaruh budaya Jawa, tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan.
Para penguasanya harus membayar upeti.
Bila menelisik penjelasan di atas, Kerajaan Kutai Kertanegara sebagai kerjaan taklukan Majapahit, membuat kerajaan di muara Sungai Mahakam itu, mendapat sematan sebagai Nusantara.
Mungkin catatan sejarah Muhammad Sarip ada benarnya.
Namun perlu penelusuran sejarah lebih mendalam, menemukan keterkaitan sebutan Nusantara untuk daerah Kutai Lama, sebelum Kerajaan Kutai eksis dengan sejarah penaklukan Majapahit melalui Sumpah Palapa, Mahapatih Gajah Mada.