Kerajaan Kutai Kertanegara diketahui eksis sezaman dengan imperium Majapahit.
Bahkan keduanya membangun relasi.
Hubungan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan bawahan Majapahit tertuang dalam buku karya Muhammad Sarip.
Tidak tanggung-tanggung, bukan cuma Kerajaan Kutai Kertanegara, Kerajaan Martapura di Muara Kaman turut serta berhubungan dengan Majapahit.
Menurut Muhammad Sarip, dalam bukunya berjudul: Dari Jahitan Layar Sampai Tepian Pandan, hubungan Kutai Kertanegara tertuang dalam naskah kuno Salasilah Kutai (1848).
Naskah kuno itu tidak mengungkap status Kerajaan Kutai Kertanegara sebagai negara bawahan Majapahit. Tapi secara tersirat superioritas dan hegemoni Majapahit nampak dari riwayat kunjungan Raja Kutai Kertanegara ke-3, abad 14 ke ibu kota Kerajaan Majapahit.
Kala itu, Maharaja Sultan dan saudaranya Maharaja Sakti dari Kutai Lama, melakukan studi banding ke Kerajaan Majapahit.
"Di Istana Majapahit, mereka bertemu Patih tesohor Gajah Mada. Mereka belajar ilmu ketatanegaraan, tata krama, dan kebudayaan dari Raja Berma Wijaya (Brawijaya)," tulis Sarip dalam bukunya terbitan tahun 2018.
Kebutuan studi banding yang mengambil lokasi di Majapahit juga mendukung warta kita Negarakretagama yang menyebutkan Kutai (Kute) sebagai satu di antara kerajaan taklukan Patih Gajah Mada.
Dalam buku Sarip lainnya berjudul: Kerajaan Martapura, Dalam Literasi Sejarah Kutai 400-1635, menulis hubungan Kerajaan Martapura di Muara Kaman dengan Kerajaan Majapahit.
Lagi-lagi Muhammad Sarip mengambil literasi Kitab Salasilah Kutai. Halaman 63 Kitab Salasilah Kutai menceritakan Raja Indera Mulia bersepakat dengan Maharaja Sakti untuk bersama-sama pergi ke ibu kota Kerajaan Mahapatih di Pulau Jawa.
Ringkas kisah, ketiganya diantar Patih Gajah Mada menghadap Raja Majapahit.
Ternyata Raja Majapahit membedakan perlakuan terhadap dua kerajaan. Hanya Kerajaan Kertanegara yang diizinkan belajar langsung.
Raja Indera Mulia merasa dilecehkan dengan kejadian itu karena Martapura, bukan jajahan atau daerah kekuasaan Kutai Kertanegara. Namun, Raja Majapahit kukuh dengan keputusannya. Raja Indera Mulia lalu pulang ke Martapura dengan tangan hampa.
Dengan definisi "Nusantara" di atas, apakah Kerajaan Martapura di Muara Kaman bukan masuk dalam lingkaran Nusantara. Atau masuk dalam kategori "Mancanegara".
Masih menjadi misteri mana asal mula Nusantara di Indonesia.
Namun yang pasti, kata "Nusantara" pernah digunakan kembali untuk menggelorakan semangat melawan penjajah.
Setelah majapahit bubar, istilah Nusantara terlupakan. Namun baru kembali digunakan di abad ke-20.
Istilah Nusantara dipopulerkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai agenda perjuangan.
Hingga kini, istilah Nusantara masih kerap digunakan sebagai padanan Indonesia. (Er Riyadi)