Senin, 25 November 2024

Asal-usul dan Sejarah

Mengenang Masa Kejayaan Kapal Tambangan di Samarinda, Rontok Saat Soeharto Resmikan Jembatan Mahakam

Punya Kans jadi Wisata Air Sungai Mahakam

Kamis, 16 Desember 2021 20:43

Kapal tambangan berdampingan dengan kapal pengangkut batu bara. Mengenang masa kejayaan kapal tambangan di Samarinda, rontok saat Soeharto resmikan jembatan Mahakam. (Er Riyadi)

Untuk diketahui, kapal tambangan memikiki panjang 18 meter, dengan lebar sekitar 2,5 meter, berbahan kayu ulin.

Kapasitas kapal tambangan mampu memuat 20 orang penumpang.

Penulis berkenalan dengan seorang Motoris kapal tambangan.

Muhammad Yusuf namanya.

Dari penuturannya, Yusuf sudah jadi motoris pada era tahun 80an.

Bagaimana kapal tambangan berada di masa kejayaannya, begituliah penulis menyelidik memori Yusuf, Sang motoris kawakan.

“Tahun 1980-an, masyarakat cuma pakai tambangan ke Samarinda Seberang, atau ke Pasar Pagi," ungkapnya.

Dari Dermaga Samarinda Ilir (Pasar Pagi), rute penyeberangan Sungai Mahakam, dibagi ke beberapa dermaga di bagian Samarinda Seberang, mulai dari Sungai Keledang, Padaelo, Terminal Banjarmasin, Batang Aji, Batang Mukhsin, dan Mangkupalas.

Penulis mencoba mengambil rute, dari Dermaga Batang Aji di Samarinda Seberang, menuju Dermaga Samarinda Ilir.

Kembali menyusuri Sungai Mahakam dengan Kapal Tambangan, penulis seakan sedang bernostalgia.

Yusuf kembali melanjutkan kisahnya. Menjadi motoris kapal sejak tahun 80an, tarif per penumpang masih Rp100. 

Dalam sehari ia bisa membawa pulang uang mulai Rp20 ribu sampai Rp50 ribu setiap hari.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat