"Itu (pendapatan) sudah besar," ceritanya.
Saat ini, biaya perjalanan air menggunakan Kapal Tambangan sebesar Rp10 ribu.
Dalam satu hari, motoris kini hanya bisa membawa rupiah kisaran angka Rp50 ribu hingga Rp100 ribu.
Kejayaan Kapal Tambangan mulai meredup setelah tahun 1987, Jembatan Mahakam diresmikan Presiden Soeharto kala itu.
Pilihan transportasi masyarakat menuju Samarinda kota mulai beralih.
Kapal Tambangan semakin tersingkirkan. Pilihan tansportasi yang beragam, memaksa tambangan menjelma jadi monumen sejarah yang masih beroperasi.
Saat ini tersisa kurang dari 100 Kapal Tambangan hilir mudik Sungai Mahakam.
"Kini tersisa sekitar 37 tambangan yang beroperasi. Dibanding dulu ada sekitar 300 tambangan," ungkapnya.
Kapal Tambangan sebagai salah satu saksi kemajuan peradaban Kota Tepian, memiliki potensi wisata yang amat luar biasa.
Pastinya menyusuri Sungai Mahakam, menaiki Kapal Tambangan yang punya nilai historis, jadi perpaduan yang manis. (Er Riyadi)