Jumat, 22 November 2024

Asal-usul dan Sejarah

Mengenang Masa Kejayaan Kapal Tambangan di Samarinda, Rontok Saat Soeharto Resmikan Jembatan Mahakam

Punya Kans jadi Wisata Air Sungai Mahakam

Kamis, 16 Desember 2021 20:43

Kapal tambangan berdampingan dengan kapal pengangkut batu bara. Mengenang masa kejayaan kapal tambangan di Samarinda, rontok saat Soeharto resmikan jembatan Mahakam. (Er Riyadi)

"Itu (pendapatan) sudah besar," ceritanya.

Saat ini, biaya perjalanan air menggunakan Kapal Tambangan sebesar Rp10 ribu.

Dalam satu hari, motoris kini hanya bisa membawa rupiah kisaran angka Rp50 ribu hingga Rp100 ribu.


Kapal tambangan berdampingan dengan tanker batu bara.

Kejayaan Kapal Tambangan mulai meredup setelah tahun 1987, Jembatan Mahakam diresmikan Presiden Soeharto kala itu.

Pilihan transportasi masyarakat menuju Samarinda kota mulai beralih.

Kapal Tambangan semakin tersingkirkan. Pilihan tansportasi yang beragam, memaksa tambangan menjelma jadi monumen sejarah yang masih beroperasi.

Saat ini tersisa kurang dari 100 Kapal Tambangan hilir mudik Sungai Mahakam.

"Kini tersisa sekitar 37 tambangan yang beroperasi. Dibanding dulu ada sekitar 300 tambangan," ungkapnya.

Kapal Tambangan sebagai salah satu saksi kemajuan peradaban Kota Tepian, memiliki potensi wisata yang amat luar biasa.

Pastinya menyusuri Sungai Mahakam, menaiki Kapal Tambangan yang punya nilai historis, jadi perpaduan yang manis. (Er Riyadi)

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat