Suri Tauladan Prajurit Wanita
Srikandi bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Diceritakan dalam pewayangan Jawa dalam perang Baratayuda, Srikandi menjadi senopati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, satria Wirata yang telah gugur untuk melawan Resi Bisma, senopati Agung bala tentara Kurawa. Dengan panah Hrusangkalinya Srikandi dapat membunuh Resi Bisma.
Keberanian Srikandi
Mengutip laman Universitas Komputer Indonesia, berbeda dengan putri raja pada umumnya, Srikandi tidak suka berdiam diri di dalam istana. Ia berjiwa petualang yang menjadikannya salah satu ksatria wanita. Sifat keberanian yang dimiliki Srikandi juga membuat dirinya ditunjuk menjadi Panglima saat perang Bharatayudha dan berhadapan langsung dengan Bisma yang saat itu menjadi Senapati Perang Kurawa yang sangat sakti.
Sebagai Panglima Perang, Srikandi menjalankan tugasnya dengan baik dan mampu membuat tubuh Bisma jatuh berbalut panah Hrusangkali yang ditembakkan Srikandi. Ia menjadi sosok anomali dalam kisah perang puputan antar saudara laki-laki yang memperebutkan tahta Hastinapura.
Keberadaannya di perang kolosal tersebut menjadi simbol keberanian yang ada dalam diri para wanita. Hal ini juga menjadi bukti bahwa wanita seperti halnya Srikandi mampu mengerahkan akal dan tubuh mereka untuk berjuang dan mengambil andil dalam peperangan mereka sendiri dengan sikap tegas dan pantang menyerah.
Itulah gambaran kisah Srikandi, sosok Panglima Perang dari pihak Pandawa dalam kisah Mahabarata. Semoga menginspirasi, Dab!
(Redaksi)