Jumat, 5 Juli 2024

Sosok Inspiratif

Membaca Soe Hok Gie, Sang Pengkritik Soekarno dan Perjalanan Terakhir Menuju Puncak Gunung Semeru

Mati di Ketinggian 3676 mdpl, 16 Desember 1969

Kamis, 16 Desember 2021 17:25

Monumen Soe Hok Gie. Membaca Soe Hok Gie, Sang Pengkritik Soekarno dan perjalanan terakhir menuju puncak Mahameru 16 Desember 1969. (Dok. Mapala UI)

Rombongan dibagi menjadi dua kelompok.

Aristides, Hok Gie, Rudy Badil, Maman, Wiwiek, dan Freddy.

Sedangkan Herman bersama Idhan.

Sampai di Puncak Mahameru jelang sore, tenaga mereka sudah habis.

Hok Gie menunggu Herman yang tertinggal di belakang.

Tiba-tiba rekan satu lagi Maman, mulai meracau.

Akhirnya Aristides dan Freddy bahu membahu membawa Maman kembali ke shelter.

Herman dan Idhan akhirnya tiba di Puncak Mahameru.

Sesampainya di sana, Hok Gie sedang dalam kondisi duduk dan kemudian Idham ikut duduk, tetapi Herman tetap berdiri.

Karena duduk itu, menurut Herman, Hok Gie dan Idhan menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen.

Herman bercerita kondisi Hok Gie sudah sangat lemas.

"Tahu-tahu dia enggak ngomong, menggelepar," jelas Herman.

Evakuasi jenazah Gie dan Idhan dilakukan dengan proses yang terbilang panjang.

Pada 24 Desember, jenazah keduanya tiba di rumah masing-masing, kemudian disemayamkan di Fakultas Sastra UI Rawamangun.

Melansir Kompas.com (17/12/2020), Gie, aktivis yang lahir di Jakarta, 17 Desember 1942 ini dikenal lantang melawan rezim awal Indonesia pasca-kemerdekaan. (redaksi)

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat