Kamis, 5 Desember 2024

Muhammad Assad Pecinta Muslim Berdarah Yahudi

Senin, 3 April 2023 13:20

POTRET - Muhammad Assad cendekiawan muslim berdarah Yahudi. / Foto: IST

Di PD I, Jerman mengalami kekalahan. Imbasnya penderitaan dan krisis moral muncul. Namun, tahun-tahun itu merupakan periode yang dinamis di Eropa.

"Orang tak dibatasi oleh dogma lama dan mereka mencari sumber spiritual baru," kata sejarawan Israel yang menulis biografi Asad, Martin Kramer.

Itu salah satu cara untuk memahami Asad. Ia tidak muncul dari tatanan politik dan budaya yang berpuas diri. Dia muncul dari tatanan, yang baru saja dihabisi dengan keruntuhan total," imbuhnya.

Tak fokus dengan pendidikan, Asad lalu mengejar karier sebagai penulis. Namun, sang ayah menentang keputusan itu.

Asad lalu melakukan perjalanan ke Berlin dan mencoba-coba dunia seni dengan menulis naskah film.

Namun, ia tak lama tinggal di Berlin. Asad lalu melakukan perjalanan ke Palestina usai diundang pamannya, Dorian, pada 1922.

Di tahun itu, Palestina tengah bergejolak. Ribuan Yahudi dari Rusia dan wilayah lain bermigrasi ke negara ini.

Namun, Asad memiliki pandangan tersendiri soal Yahudi. Ia menilai Suku Badui Arab mirip dengan karakter yang ia pelajari di Perjanjian Lama ketimbang Yahudi Eropa.

Menurut dia, Badui Arab penuh dengan kejujuran dan kesederhanaan

Pembela Arab Palestina

Cerita dan artikel Assad tertuang dalam buku pertama dia "The Unromantic Orient" yang dirilis Frankfurter Zeitur.

Beberapa tahun kemudian, Assad ingin menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Inggris. Ia juga merilis buku lain berjudul Islam at the Crossroad pada 1934.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat