Minggu, 24 November 2024

Oxford Economics Lakukan Survei, Hasilnya Youtube Sumbang Rp 7,5 T untuk PDB Indonesia di 2021

Senin, 12 Desember 2022 15:17

YOUTUBE - Dari kiri ke kanan: Felicia Wienathan Communications Manager Google Indonesia, Gautam Anand, Vice President, YouTube, APAC, Youtuber Magdalene, James Lambert, Director of Economic Consulting Asia Oxford Economics./ Foto: Farren Sahertian

IDENESIA.CO -  Ekonomi kreatif di YouTube diklaim berkontribusi Rp7,5 triliun pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia di 2021. Public video platform ini juga disebut mendukung lebih dari 200 ribu pekerja penuh waktu atau full time di berbagai bidang .

Klaim itu berdasarkan estimasi pendapatan yang dibayarkan oleh YouTube kepada pengusaha kreatif, perusahaan media, dan industri musik di tanah air.

Laporan tersebut dilakukan oleh Oxford Economics melalui kombinasi wawancara kuantitatif dan kualitatif, serta 3 survei anonim yang dilakukan dengan lebih 3.000 penonton Indonesia, lebih dari 3.000 kreator, dan lebih dari lebih 500 bisnis.

Survei tersebut mencakup penonton dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, serta berbagai bisnis dan kreator atau kanal dengan jumlah subscribers beragam, mulai dari yang memiliki kurang dari 500 hingga lebih dari jutaan subscribers di Indonesia.

Bagi kreator, survey dilakukan ke semua kalangan termasuk mereka yang mempunyai jutaan subscribers. Laporan ini juga menghitung estimasi pengeluaran kreator serta menghitung pendapatan YouTube yang dibayarkan kepada kreator dan pengusaha kreatif.

“Kami bertanya bagaimana mereka mengeluarkan biaya untuk kebutuhan YouTube mereka, seperti untuk membeli peralatan untuk rekaman, atau software editing,” jelas James Lambert, Director of Economic Consulting Asia Oxford Economics dalam acara Google for Indonesia, Rabu (7/12).

Laporan tersebut mengemukakan kehadiran YouTube juga mendukung lebih dari 200.000 pekerjaan purnawaktu (FTE), sehingga membantu pemerintah untuk mencapai target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif hingga tahun 2024.

"Sebelumnya, YouTube sebagian besar digunakan di kota besar. Namun dengan kehadiran akses Internet yang lebih baik, people dari berbagai provinsi bisa menontonnya sekarang," ujar Gaunand Atam, Vice President Asia Pasific (APAC) YouTube di acara Google4ID, Jakarta, Rabu (7/12).

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat