Minggu, 7 Juli 2024

Tagar 'All Eyes On Rafah' Menggema Di Media Sosial, Ini Arti hingga Pembuatnya

Rabu, 29 Mei 2024 19:0

GAMBAR - All Eyes On Rafah./ Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Tagar "All Eyes on Rafah" menggema di Media Sosial, tagar yang diartikan dalam Bahasa Indonesia "Semua Mata Tertuju Ke Rafah" sejak kemarin. Gambar yang dibagikan pengguna media sosial itu dibuat oleh warga Malaysia melalui akun bernama shahv4012. 

Unggahannya dalam bentuk templat cerita telah menjadi viral. Pada pengguna media sosial membagikan gambar yang kemungkinan dibuat oleh AI yang menunjukkan tenda-tenda di sebuah kamp yang disusun dengan tulisan “All Eyes on Rafah”.

Sejak pertama kali diunggah pada Selasa, 28 Mei 2024, gambar itu sudah dibagikan lebih dari 35 juta pengguna Instagram. Selebritas yang termasuk membagikan gambar All Eyes on Rafah ini termasuk selebriti seperti bintang Bridgerton Nicola Coughlan, aktor Aaron Paul, penyanyi Dua Lipa, rapper dan aktor Kid Cudi, bintang Bollywood Varun Dhawan dan penyanyi AS Kehlani.

Lalu, apa arti seruan All Eyes on Rafah? Postingan tersebut bertujuan untuk menarik perhatian terhadap situasi di Rafah, ketika serangan Israel terus berlanjut.

Template cerita ini pertama kali dibagikan setelah serangan mematikan di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada hari Minggu, setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk menghentikan operasinya di kota Gaza selatan.

Serangan itu menghantam sebuah kamp pengungsi di barat laut Rafah, sebuah lokasi yang ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan, menurut pertahanan sipil Gaza dan otoritas Palestina. Wanita dan anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dan beberapa orang juga terluka.

Gambar ini ramai dibagikan karena tidak hanya bertujuan untuk menyoroti apa yang terjadi di Gaza tetapi juga dukungan terhadap perjuangan Palestina. Semakin banyak orang yang membagikan postingan tersebut, semakin banyak mata yang melihatnya dan memikirkan apa yang terjadi di Rafah.

Slogan tersebut mungkin berasal dari komentar Rik Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia. “Semua mata tertuju pada Rafah,” katanya pada bulan Februari. Pernyataannya itu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan rencana evakuasi di kota tersebut menjelang serangan terhadap apa yang dia klaim sebagai benteng terakhir Hamas.

Meskipun templat cerita ini menjadi viral, ada karya seni lain yang banyak dibagikan ulang di media sosial sejak serangan Rafah.

Ini termasuk gambar yang dibuat oleh ilustrator buku anak-anak @Sally_Samir_, yang menunjukkan tenda-tenda terbakar dan sudut-sudut tanpa kepala melayang ke langit, dengan keffiyeh, semangka, dan opium. Benda-benda ini telah diadopsi sebagai simbol Palestina, di mana kepala mereka seharusnya berada.

Gambar lain karya seniman Mesir Yassin Mohamed yang diposting di akun Instagram @YassinDraws juga banyak dibagikan. Gambar tersebut menggambarkan seorang ayah menggendong seorang anak tanpa kepala dengan bunga sebagai pengganti kepala anak tersebut yang hilang. Gambarnya merujuk pada video yang menjadi viral yang menunjukkan dampak serangan Israel terhadap kamp pengungsi. Bunga di kepala merupakan motif seniman yang telah digunakan bertahun-tahun yang lalu.

Organisasi dan kelompok lobi seperti Save the Children, Oxfam , American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace dan Palestine Solidarity Campaign kemudian mengulangi slogan tersebut. Slogan itu telah digunakan sebagai seruan pada protes di Paris, London, Belanda, Kota New York, Los Angeles, dan sekitarnya.

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat