Peluang baru terbuka bagi para pelaku ekspor Indonesia setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pelonggaran tarif impor untuk sebagi...
IDENESIA.CO - Peluang baru terbuka bagi para pelaku ekspor Indonesia setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pelonggaran tarif impor untuk sebagian besar negara, termasuk Indonesia.
Kebijakan ini dinilai bisa mendorong peningkatan daya saing produk lokal di pasar AS, setidaknya selama tiga bulan ke depan.
Kebijakan tarif agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai dilonggarkan.
Dalam pengumuman terbarunya, Trump menyampaikan bahwa AS akan menangguhkan sebagian besar tarif impor tinggi yang selama ini diterapkan, termasuk terhadap barang-barang asal Indonesia.
Mengutip The Guardian, Kamis (10/4/2025), tarif untuk produk Indonesia yang semula dikenakan bea masuk hingga 32 persen kini diturunkan drastis menjadi hanya 10 persen.
Relaksasi ini berlaku selama 90 hari atau hingga Juli 2025, kecuali untuk Tiongkok yang justru dikenakan tarif lebih tinggi sebesar 125 persen.
Pemerintah Indonesia menyambut baik keputusan tersebut dan mulai mengkaji strategi ekspor jangka pendek untuk memaksimalkan peluang yang ada.
“Ini momen penting bagi pelaku industri dalam negeri untuk meningkatkan volume ekspor dan memperluas pangsa pasar di Amerika Serikat,” ujar seorang pejabat Kementerian Perdagangan.
Selama ini, produk-produk unggulan Indonesia seperti tekstil, furnitur, makanan olahan, serta produk industri kreatif menghadapi tantangan tarif tinggi yang mengurangi daya saing.
Dengan relaksasi ini, eksportir bisa menawarkan harga lebih kompetitif kepada pasar AS yang sangat besar.
Analis perdagangan juga menilai bahwa pelonggaran tarif ini bukan hanya peluang, tetapi juga ujian bagi efisiensi sektor industri dalam negeri.
Jika dimanfaatkan secara maksimal, Indonesia berpotensi meningkatkan nilai ekspor dalam waktu singkat dan memperkuat hubungan dagang bilateral.
Namun, karena kebijakan ini bersifat sementara, pemerintah dan pelaku usaha diminta untuk tidak terlena.
“Jangan menunggu. Tiga bulan itu singkat, kita harus agresif memperkuat distribusi dan promosi produk lokal di AS,” tegas Ketua Asosiasi Eksportir Nasional.
Sementara itu, di sisi geopolitik, keputusan Trump ini dilihat sebagai bagian dari manuver politik menjelang kampanye pemilu.
AS menunjukkan sikap lebih terbuka kepada mitra dagang tradisional, sekaligus memperkeras sikapnya terhadap Tiongkok. Gedung Putih dalam keterangannya menyebut bahwa negara-negara yang tidak mengambil tindakan balasan terhadap kebijakan perdagangan AS akan mendapat insentif berupa tarif rendah.
“Ketika Anda memukul Amerika Serikat, Presiden Trump akan membalasnya dengan lebih keras,” ujar juru bicara Karoline Leavitt.
(Redaksi)