IDENESIA.CO -Seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akan berpotensi mengganggu produksi minyak mentah dari kawasan tersebut, dan menyebabkan minyak melonjak lebih dari 2% pada hari Rabu (2/10/2024). Kekhawatiran meningkat setelah rudal-rudal Iran menghujani Israel, yang ditanggapi dengan janji serangan balasan oleh Israel.
Memanasnya kawasan tersebut mendorongharga minyak mentah berjangka Brent melonjak sebesar USD1,63, atau 2,2%, menjadi USD75,19 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak USD1,70, atau 2,4%, menjadi USD71,53 per barel pada pukul 07.55 GMT. WTI sebelumnya telah naik lebih dari USD2. Kedua patokan harga minyak mentah itu pada hari Selasa (1/10) melonjak lebih dari 5% sebelum ditutup sekitar 2,5% lebih tinggi.
Iran menyatakan pada Rabu pagi bahwa serangan misilnya terhadap Israel telah berakhir, kecuali ada provokasi lebih lanjut dari negara zionis tersebut. Sementara, Israel dan AS berjanji untuk menyerang balik Teheran karena kekhawatiran akan perang yang lebih luas meningkat.
"Ini bisa termasuk merusak atau melenyapkan fasilitas minyak Iran," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM, seperti dilansir Reuters.
Teheran mengatakan setiap tanggapan Israel terhadap serangan itu, yang menurut Israel melibatkan lebih dari 180 rudal balistik, akan ditanggapi dengan "kehancuran besar". Varga mencatat pembalasan Iran atau sekutunya dapat menyerang fasilitas minyak Saudi seperti pada tahun 2019 atau menyebabkan penutupan Selat Hormuz.
"Setiap peristiwa ini akan membuat harga minyak naik jauh," katanya.