Rabu, 4 Desember 2024

Mengenal Upacara Metatah atau Potong Gigi, Upacara Wajib bagi Umat Hindu sebelum Menikah

Minggu, 1 Desember 2024 18:38

FOTO - Dua remaja penyandang disabilitas mengikuti ritual Metatah atau potong gigi massal di Taman Prakerti Bhuana, Gianyar, Bali, Senin (15/4/2024). (antara)

IDENESIA.CO - Dalam kepercayaan agama Hindu, manusia dari lahir sampai kematian menjemput memiliki  upacara peringatan telah berakhirnya ataupun dimulainya suatu tahapan dalam hidup. Ada salah satu upacara yang akan dibahas yakni Upacara Manusa Yadnya atay metatah atau potong gigi

Salah satu bagian dari upacara Manusa Yadnya tersebut adalah Metatah atau Mepandes atau Mesangih. Metatah adalah suatu prosesi keagamaan yang dilaksanakan sebagai penanda peralihan ke suatu tahapan kehidupan yang lebih berbahaya.

Upacara ini disebut sebagai Manusa Yadnya, atau korban suci yang tulus ikhlas untuk menyucikan kehidupan manusia.

Metatah berasal dari kata "tatah" yang berarti pahat. Secara umum, upacara Metatah dikenal dengan upacara potong gigi.

Namun nyatanya, Metatah memiliki makna penting bagi umat Hindu. Upacara ini wajib untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu untuk menghilangkan unsur-unsur jahat dalam tubuh.

Keenam rasa ini memiliki maknanya masing-masing, yakni rasa pahit dan asam melambangkan ketabahan untuk menghadapi kehidupan yang keras, rasa pedas melambangkan kemarahan yang harus dikendalikan. Lalu rasa sepat melambangkan ketaatan terhadap peraturan atau norma-norma yang berlaku, rasa asin melambangkan kebijaksanaan, dan rasa manis melambangkan kebahagiaan.

Bagi umat Hindu, upacara metatah memiliki makna yang dalam bagi kehidupan. Makna tersebut di antaranya sebagai berikut:

1. Menandai beralihnya manusia menjadi manusia sejati yang dapat mengendalikan diri dari godaan nafsu.
2. Memenuhi kewajiban orang tua terhadap anaknya agar menemukan hakekat manusia yang sejati.
3. Agar orang tua dan anak dapat bertemu kembali di surga setelah meninggal.

Tujuan Menikah 

Umat Hindu meyakini setiap kelahiran manusia membawa sifat-sifat keraksasaan yang seiring dengan berjalannya waktu akan menampakkan dirinya dan sulit untuk dikendalikan. Khususnya bagi manusia yang sedang beranjak dewasa, sifat-sifat ini akan mulai terlihat dan tidak bisa dihilangkan. Namun diharapkan untuk dapat dikendalikan dan diubah menjadi sifat-sifat kebaikan.

Sifat-sifat keraksasaan ini merupakan musuh yang ada pada tiap diri manusia, yang disebut dengan Sad Ripu yang artinya enam musuh. Musuh tersebut terdiri dari kama (hawa nafsu), loba (tamak), mada (kemabukan), moha (kebingungan), krodha (kemarahan) dan matsarya (iri hati).

Untuk mengendalikan musuh-musuh ini, umat Hindu melaksanakan upacara Metatah sebagai simbol untuk membersihkan diri. Enam gigi yang dikikir dalam upacara ini pun melambangkan enam musuh yang harus dikendalikan dan dikurangi.

Mengapa demikian? karena sifat-sifat dalam Sad Ripu hanya akan membawa manusia ke dalam jurang kehancuran. Sehingga, harus dikendalikan agar manusia tidak terjerumus ke lembah kekotoran dan neraka.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat