5. Nrgajah/Ngendag
Setelah itu, peserta kembali ke tempat metatah untuk melakukan prosesi ngendag atau ngrajah. Dipimpin oleh sangging atau orang yang mengasah gigi, peserta secara simbolis merajah alis, gigi, bahu kanan, bahu kiri, dan dada menggunakan cincin permata mirah atau tangkai daun sirih yang diolesi madu.
Kemudian, dipercikkan tirtha pemandes untuk memohon keselamatan. Maknanya adalah untuk menyatukan bhuana agung dan bhuana alit, serta menolak bala yang dapat mengganggu kehidupan manusia.
6. Upacara Metatah/Mepandes
Mependes dilakukan upacara potong gigi dimana orang yang diupacarai tidur terlentang dengan posisi tangan amustikarana, ditutup dengan kain putih kuning. Kemudian dilakukanlah prosesi potong gigi oleh sangging.
7. Mandi
Setelah upacara potong gigi selesai, peserta metatah membersihkan diri (mandi) di sungai sambil mengiringi sekah ngening. Tujuannya adalah untuk melebur sifat-sifat buruk yang melekat pada diri manusia.
8. Mejaya-jaya
Upacara metatah belum lengkap atau selesai jika belum dilaksanakan upacara mejaya-jaya. Mejaya-jaya erat hubungannya dengan memohon doa restu kepada Ida Sang Hyang Widhi agar kegiatan yang telah dilaksanakan tidak menjadi sia-sia
Terkahir, mejaya-jaya bermakna agar orang yang metatah selalu dilindungi dalam kehidupannya, kemudia peserta metatah sembahyang ke pura-pura yang menjadi tempat pujaannya.
perlu digarisbawahi, upacara Metatah menurut Hindu, biasanya rangkaian ini disesuaikan dengan desa (tempat), kala (waktu), dan patra (keadaan) masing-masing.
(Redaksi)